Sebagai organ intim, tentunya ereksi pada penis ini sangat di perlukan agar bisa menjaga keharmonisan Anda dan pasangan. Kadang kala, ketika di beri rangsangan pun, penis tidak dapat ereksi dengan baik. Kondisi ini disebut disfungsi seksual alias impotensi. Kalau begitu, bagaimana sesungguhnya cara kerja ereksi yang terjadi pada penis?
Proses terjadinya ereksi memang terlihat mudah, cukup dengan memicu gairah seksual, tunggu beberapa menit atau bahkan detik, lalu penis pun tegak. Namun proses di balik itu semua ternyata cukup panjang, inilah alasan penis bisa tegak walaupun tidak ada tulang di dalamnya, berikut ini penjelasannya:
BACA JUGA :
Lembutnya Puting Susu Pria Jadi Salah Satu Gejala Kanker Testis
- Laki-laki mendapat stimulasi secara seksual bisa berupa sentuhan, ingatan yang memicu gairah seksual, fantasi, bahkan suara lalu hormon, otot, saraf dan pembuluh darah akan bekerja sehingga ereksi pun terjadi.
- Bagian otak yang disebut para-ventricular nucleus akan mengirim sinyal lebih akibat rangsangan yang diperoleh.
- Sinyal-sinyal ini akan dibawa ke susum tulang belakang dengan melewati saraf otonomik khusus, lalu ke saraf panggul, cavernous nerves, yang mengalir melalui kelenjar prostat untuk mencapai corpora cavernosa dan arteri untuk mengisinya dengan darah.
- Setelah mendapat sinyal, serat otot di corpora cavernosa menjadi tenang sebagai respon rangsangan yang diterima, sehingga darah pun dapat mengisi ruang-ruang di dalam corpora cavernosa.
- Terjadi peningkatan sekitar delapan kali lipat dalam aliran darah ke penis. Peningkatan ini mempengaruhi pelebaran ruang sinusoidal pada corpora, dan merenggangkan bagian sekitarnya.
- Ketika tunika meregang, menutup aurat yang membawa pembuluh darah ke corpora cavernosa. Akhirnya darah terperangkap di dalam penis. Semakin lama, tekanannya semakin meningkat sehingga terjadilah ereksi pada penis.
- Otot-otot di dasar panggul berkontraksi di sekitar corpora cavernosa ketika ereksi berlangsung, sehingga tekanan darah meningkat dua kali di dalam sirkulasi utamanya.
Sampai pada klimaks, terdapat dua hal yang dapat memicu orgasme dan kontraksi serat otot di corpora cavernosa serta arteri yang menyuplainya. Pertama, ketika orgasme, sinyal dari otak berubah drastis. Lalu, adanya peningkatan produksi noradrenaline dari saraf alat genital. Ini menyebabkan penurunan aliran darah pada penis.
0 Comments